Sejarah Seni Bonsai
0 Comments »![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6NBdo6Wvk0rTzVJYlMDSOiwX_XLBuiIT5aPPvIZZ1e9zOaW4KydvVNe6Yq3MiJKxyoPG3AGw3C2IRyanxdie0edYRUmKUwgY15h4sNmRO60pa7gjDkVstGGh8oog1CgcPLhn3mBK6Kuz-/s400/111.jpg)
Bonsai lebih
dikenal sebagai tanaman kerdil yang terlihat indah dengan berbagai hasil
penuangan karya seni dari manusia. Asal bonsai pertama kali nampak di China dengan
sebutan penjing. Seni pemangkasan tanaman yang biasa disebut penjing oleh
masyarakat China
ini, sangat digemari oleh para pejabat kerajaan dimasa itu. Untuk pengembangan
dari penjing sendiri, dilakukan oleh para biksu yang beragama Tao dimana
tanaman ini merepentasikan salah satu pokok ajarannya yaitu tentang terciptanya
keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Untuk asal originalitas
seni pemangkasan ini semua pihak sepakat bahwa China adalah asal asli teknik
pemangkasan ini.
Legenda bonsai pada zaman kerajaan.
Pada kerajaan
Shuhan sekitar 220M-265M terjadi persaingan terselubung antara raja yang sedang
berkuasa yaitu raja Zhuge Liang dengan salah satu penerus kerajaan yang bernama
Liu Bei. Sang raja Zhuge Liang adalah seorang pengatur strategi perang yang
sangat ulung disepanjang sejarah China . Untuk itu Liu Bei sebagai
salah satu penerus kerajaan meminta bimbingan Zhuge Liang dalam memenangkan
peperangan, tapi Zhuge Liang sebagai pihak yang diminta bantuan enggan
memberikannya. Setelah beberapa kali Liu Bei mendatangi Zhuge Liang secara
pribadi dengan dibantu oleh dua orang kepercayaannya, yaitu Panglima
perang Guanyu dan Zang Fei, dalam melakukan pendekatan
persuasinya kepada Zhuge Liang. Mereka bertiga menyatakan janji setia pada
kerajaan Shuhan dengan memberikan pohon pear yang telah dibonsai kepada Zhuge
Liang. Bonsai pear ini melambangkan perdamaian yang akan terus dijaga
dikerajaan Shuhan. Kenapa pohon pear yang telah dibonsai.
Bonsai
eksis sebagai seni pemangkasan yang khusus ditujukan sebagai tanaman hias
dengan
keeksklusifitasan keindahannya untuk berusaha semaksimal
mungkin menampilkan bentuk yang terlihat alamiah. Semakin terlihat alamiah
sebuah tanaman bonsai, maka semakin bernilai lebih bonsai tersebut dengan tanpa
mengurangi tajamnya kreatifitas manusia akan seni pemangkasan bonsai. Asas
terpentingnya dari seni pemangkasan bonsai adalah timbulnya harmonisasi antara
manusia dengan alam. Maksud sejati dari seni pemangkasan ini adalah dimana sang
perawat tanaman mendapatkan sebuah kepuasan batiniah yang tak ternilai.Sebelum
tahun 1800an masyarakat Jepang mengenal teknik pengkerdilan melalui pemangkasan
tanaman ini dengan nama hachi-no-ki yang berarti secara harfiah “tanaman dalam
pot” dan kemudian terjadi mutasi pergeseran kata menjadi bonsai. Pergaseran
kata ini dapat terjadi setelah adanya sebuah kelompok study bonsai dari Jepang,
yang berusaha mencari tentang akar asal usul seni pemangkasan ini. Kata penzai
adalah yang diduga merupakan asal pergeseran kata bonsai ini.
Seni pengkerdilan melalui pemangkasan suatu tanaman ini
pertama kali datang ke Jepang antara era kerajaan Heian (794 M) hingga akhir
masa kejayanya kerajaan Edo pada kepimpinan
klan Tokugawa (1876M). Sebagian pihak menganggap bonsai hadir pada masa
kerajaan Kamakura
(1192M-1199M) dikarenakan adanya sebuah lukisan seorang pejabat kerajaan pada
masa itu yang dihiasi oleh tanaman bonsai, dimana lukisan itu menjadi bukti
yang sangat otentik tentang adanya bonsai di Jepang.
Semua pihak berpendapat bahwa para biksu dari Chinalah yang
membawa teknik pengkerdilan tanaman melalui pemangkasan ini, dengan seiring
keinginan misionaris agama mereka di Jepang. Keindahan tanaman bonsai yang
begitu membius akan sebuah ketenangan membuat para bangsawan kerajaan Jepang
mulai mendewakan bonsai sebagai identas kebangsawanannya. Sehingga bonsai
menjadi identik sebagai tanaman kerajaan. Keesklusifan tanaman bonsai itu
terlihat dikarenakan butuh sebuah suasana perawatan yang sangat khusus untuk
merawat tanaman bonsai.
Teknik pengkerdilan tanaman ini dikenal luas oleh masyarakat
umum di Jepang. Melalui seorang pesuruh kerajaan yang mengajarkan teknik bonsai
keseorang muridnya, dikarenakan ia merasa sudah sangat tua dan takut tidak ada
orang lagi yang akan meneruskan merawat bonsai kesayangannnya. Setelah dari
seorang masyarakat biasa ini teknik merawat bonsai terus berkembang dari mulut
ke mulut yang kemudian mendarah daging dalam adat istiadat orang Jepang. Bonsai
dinegeri matahari terbit itu berkembang dengan pesat dan hampir melupakan
negeri China
sebagai negara asal teknik pemangkasan tanaman ini, walaupun tidak sedikit juga
sebagian pihak mengklaim bahwa kretifitas tertinggi teknik pengkerdilan tanaman
melalui seni pemangkasan ini berasal dari Jepang.